Sabtu, 18 Desember 2010

Hari Natal – hari yang spesial (pertama)

Kota Rotterdam
Putri saya, Shiuw Huey dan keluarganya pada hari Natal bervakansi dirumah mereka di Swiss, untuk “winter sport”dan putra saya Kuo-Sen dinas jaga di University Medical Center Utrecht. Maka perayahan hari natal kami rayakan beberapa hari sebelumnya Hari Natal dengan membagi kado-kado dan makan bersama dirumah putri kami. Sungguh ramai dan gembira kebersamaan ini. Cuma suasananya kurang sepenuhnya Natalan, meskipun rumahnya dihiasi seperti hari Natal, ada pohon natal dengan atributnya, lagu-lagu natal etc.
Di Eropa Barat chususnya di Nederland “Dinner pada Natal” lebih besar daripada peralihan tahun yang lama ke tahun yang baru. Pesta yang terachir ini cukup dengan makan lebih besar sedikit dari biasa. Di Nederland yang terpenting pada peralihan tahun ialah makan “Oliebollen”, orang-orang senior yang dulu sekolah Belanda tahu apa Olie Bollen itu. Olie Bollen dibuat dari tepung terigu, gist (babon) roti dicampur dengan gula, bisa ditambah dengan kismis. Lalu dibuat agak bulat-bulat dan digoreng. Olie bollen dimakan dengan bubuk gula.
Kuo-Ming dan Ingrid mengatakan pada kami sebelum pulang:” nanti hari Natal, papa dan mama bisa bermalam dirumah kita. Kita merayahkan bersama hari Natal. Hari Natal Kedua (tanggal 26/12) juga akan datang ayah dan ibunya Ingrid (keluarga Geurts).” Kuo-Ming masih berkata:”papa dan mama jangan terlalu siang datang, nanti kami belanja bersama untuk hari Natal I & II. Hari Natal I kita makan Crab dan Lobster saya yang masak dan makanan Barat beefsteak di masak oleh Ingrid. Ibunya menjawab :”ya kami datang antara jam sebelas. Toch cukup waktunya ?” Mereka berdua manggut-manggut dan berkata:”baik.”
Pada hari Natal saptu pagi tanggal 23 december kami berangkat ke Rotterdam jam sembilan pagi. Sampai di Rotterdam kira-kira jam 09.45 pagi, kami melalui jalan pertokoan yang elit, straatnya bernama coolsingel, di kanan dan kiri jalanan terdapat toko-toko yang elit, diantaranya Bijenkorf, yang terkenal sebagai ” Warenhuis” yang tua di Belanda, jauh sebelum Perang Dunia II sudah exist. Warenhuis , adalah semacam Mall, tetapi kepunyaan satu kongsi dan berjualan pakean menurut mode yang baru dan konservative, minyak wangi, perhiasan, kuwe, coklat etc. tetapi yang berkwalitas tinggi. Disampingnya ada mall yang pertengahan dengan gedungnya yang besar C & A. Dikedua warenhuizen ini tidak disewakan stan-stan pada pedagang eceran, seperti kami lihat di mall-mall yang lainnya. Di Jalanan ini berpencaran terdapat toko-toko dan restaurant-restaurant sampai bistro dan cafetaria. Hotel-hotel berbintang berada didaerah Cool singel atau simpangannya. Jalan simpangan dari Coolsingel ini agak luas merupahkan daerah berbelanjaan dari yang elit sampai yang kelas pertengahan. Jalan-jalan disini kalau mau komplit setengah hari tidak cukup.
Dijalan Coolsingel ini terletak stasion pusat Rotterdam dan didepan stasion merupahkan daerah China Town dari Rotterdam. Areal China Town ini mungkin masih lebih kecil dibandingkan dengan Amsterdam. Tidak mengherankan bahwa orang mengatakan China Town Rotterdam masih belum merupahkan betul-betul menurut namanya China Town, karena masih terlalu banyak toko-toko dari golongan bangsa lainnya. Namun daerah ini tokh ttap disebut sebagai China Town oleh media massa.
Amsterdam dan Rotterdam adalah dua kota terbesar dari Belanda, seperti kota Jakarta dan Surabaya di Indonesia. Shopping center seperti Kalverstraat, PC hoofdstraat di Amsterdam dapat dibandingkan dengan Cool Singel dari Rotterdam. Orang berkata bahwa Kalverstraat adalah jalanan yang terramai dari Nederland. Di PC hoofdstraat terdapat butik yang mahal, terkenal dengan nama Louis Vouitton, Cartier, Chanel dan Gucci etc.. Amsterdam termasuk kota dunia dan salah satu kota budaya Belanda, artinya rumah-rumahnya masih banyak yang kuna, Musea-musea dan gedung concert yang kuna, dan masih ada gedung concert yang baru dibangun, satu gedung concert yang hypermodern. Di musea kita dapat menikmati lukisan dari Rembrandt van Rijn, van Gogh, Jan steen etc. etc. dan diantaranya ada museum dari Anne Frank. Di Amsterdam terletak Schiphol, lapangan udara yang terbesar dari Belanda.
Rotterdam pada Perang Dunia II mengalami pemboman Nasi Jerman yang hebat dan kota Rotterdam disamaratakan dengan tanah. Kemudian kota Rotterdam dibangun baru lebih modern, dengan gedung-gedungnya yang besar-besar dan tinggi-tinggi, pencakar langit. Para turis dapat menikmati jembatan-jembatannya modern, architektur kota yang modern tipikal architektur Eropa Barat, disamping itu Rotterdam mempunyai pelabuhan terbesar di Eropa dan mungkin nomor satu atau kedua dari dunia! (sesudah kota Shanghai). Kalau kita berhenti di Maas Boulevard, kita bisa menikmati Rotterdam seolah-oleh seperti Manhattan, USA. Maas boulevard adalah jalanan yang panjang dipinggir sungai Maas, banyak pohon-pohon dan gedung gedung yang besar dan tinggi. Appartemen-appartemen didaerah ini pemandangan indah melihat sungai dan pandangan kota, maka harganya juga tinggi.














A

Senin, 13 Desember 2010

~AKU CINTA PAPUA~
"HITAM KULIT, KERITING RAMBUT...AKU PAPUA!"





Blog Archive

o ► July (8)
 Pemusnahan Pohon Sagu
 Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
 Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang ...
 Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua...
 Peredaran Miras di Papua
 TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
 Berhasilkah OTSUS Papua
 Membangun Papua Dengan Hati


Labels
• dampak otsus (1)
• dengan hati (1)
• HIV/AIDS (1)
• membangun (1)
• miras di papua (1)
• orang Papua (1)
• otsus (1)
• papua (4)
• Pelangi (1)
• pemecah-belah (1)
• pemekaran (1)
• pemusnahan (1)
• penduduk ilegal (1)
• peranan pemuda papua (1)
• pohon (1)
• renungan (1)
• sagu (1)
• Tips (1)
• waspadai (1)
• wilayah (1)

Blog Archive
• ▼ 2010 (9)
o ▼ August (1)
 Pelangi Mengelilingi Matahari
o ► July (8)
 Pemusnahan Pohon Sagu
 Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
 Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang ...
 Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua...
 Peredaran Miras di Papua
 TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
 Berhasilkah OTSUS Papua
 Membangun Papua Dengan Hati

Bikin Domain Gratis
Pelangi Mengelilingi Matahari
Diposkan oleh iselefaa / 7:47 PM / Comments: (4)

Hari Selasa, 3 Agustus 2010, kira-kira jam 12.35 wit, warga kota Timika dikejutkan dengan sebuah pelangi yang nampak mengelilingi matahari. Keajaiban alam yang langka itu kontan membuat warga antusias untuk mengambil gambar yang pernah disaksikan. Kalau gejala fenomenal ini dalam bahasa ilmiahnya apa ya? (Huss, mo tahu aja)
Nah, Inilah salah satu gambar/Foto yang saya ambil dengan kamera hp saya. Indah bukan? Hehehe..
Label: Pelangi
Reaksi:
Pemusnahan Pohon Sagu
Diposkan oleh iselefaa / 5:36 AM / Comments: (2)
Semua orang tahu, bahwa salah satu makanan pokok orang Papua adalah sagu, selain ubi-ubian. Namun semenjak tahun 1980-an hingga sekarang atau mungkin jauh sebelum itu, lahan-lahan atau yang kita sebut sebagai dusun-dusun sagu dibeberapa daerah di Papua ini mulai habis/ dimusnahkan akibat penjualan tanah-tanah adat yang di atasnya tumbuh tanaman sagu-sagu itu. Ironisnya, pemusnahan itu dilakukan oleh orang asli Papua itu sendiri terhadap makanan pokoknya.
Sehubungan dengan hal itu, kita patut bertanya, mengapa lahan-lahan sagu dijual? Kalau pertanyaan ini kita lontarkan kepada mereka yang telah menjual lahan-lahan sagunya, maka jawabannya bermacam-macam. Ada yang menjawab, bahwa kita sekarang lebih cenderung makan nasi dibanding makan sagu (papeda). Ada juga yang memjawab secara diplomatis, demi pembangunan di daerah ini. Ada juga yang menjawabnya dari sudut pandang ekonomi. Aneh, memang aneh!
Bagi kita yang sadar bahwa penjualan lahan-lahan sagu itu salah, maka kita akan menjawab bahwa penjualan tanah dan pemusnahan tanaman sagu adalah penolakan kita secara langsung terhadap Allah kita yang telah menciptakan orang Papua dan makanan pokoknya. Sebab sagu adalah “Manna” (makanan/roti yang diturunkan Tuhan bagi orang Israel di padang gurun) orang Papua yang Allah berikan bagi orang Papua. Sagu juga adalah salah satu titipan nenek moyang bagi kita untuk dijaga dan diwariskan kepada anak cucu generasi orang Papua.
Sekarang ini, banyak orang Papua yang tidak lagi memiliki dusun dan tanaman pohon sagu. Bagi mereka seperti itu, ketika mereka ingin makan sagu (Papeda) mereka akan membelinya di pasar dari para penjual yang nota bene adalah orang non Papua. Sedih bukan? Lebih sedih lagi bila suatu saat nanti anak cucu kita orang Papua hanya mendengar ceita tentang pohon sagu sebagai makanan pokok orang Papua dari cerita-cerita orang tuanya tanpa pernah melihat pohon sagu atau mereka hanya mengenal sagu dari foto-foto yang ada di museum-museum. Wah, gawat !
Harapan saya dan tentu harapan kita semua, bagi saudara-saudara yang masih memiliki lahan/ dusun sagu diharapkan untuk dapat menjaga dan melindunginya sebagai asset yang tak terpisahkan dengan kultur kita orang Papua. Sekalipun langit terbelah, tanah yang diatasnya tumbuh pohon sagu jangan pernah dijual. Marilah kita tanamkan semangat “SELAMATKAN SAGU UNTUK ANAK DAN CUCU KITA”.
Label: pemusnahan, pohon, sagu
Reaksi:
Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
Diposkan oleh iselefaa / 3:54 AM / Comments: (0)
Hallo Brata & Sista...
Akhir-akhir ini, penduduk luar Papua masuk secara besar-besaran ke Tanah Papua. Kalau kita hitung-hitung, kemungkinan jumlah mereka jauh lebih banyak dari jumlah kita orang asli Papua yang hidup di atas tanah milik kita yang namanya Tanah Papua ini. Bagi saya pribadi, siapapun boleh dan berhak datang dan tinggal di Papua karena kita semua satu dalam NKRI. Namun yang membuat saya cukup terganggu adalah, bahwa saudara-saudara kita yang masuk ke Papua ini kebanyakan datang tanpa memiliki kecakapan/keahlian khusus atau sebagai pekerja tetap. Mereka yang datang dari luar Papua rata-rata memiliki motivasi hanya untuk mencari kerja alias pengangguran. Kalau rata-rata mereka yang masuk ke Papua adalah pengangguran, apa yang akan terjadi kelak? Tentu hak-hak yang seharusnya kita dapatkan sesuai amanat OTSUS akan terbagi juga kepada mereka, karena mereka pun telah menjadi beban pemerintah daerah kita.
Oleh karena itu, dalam semangat OTSUS ini apakah kita perlu mengusulkan kepada pemerintah daerah kita untuk membentuk sebuah badan Pemuda Papua di bawah panji MRP (Majelis Rakyat Papua)yang bertugas di pelabuhan-pelabuhan laut dan bandara-bandara udara untuk memastikan bahwa siapapun yang datang ke Papua harus menunjukkan identitas sebagai pekerja tetap. Apabila tidak dapat menujukan identitas dimaksud, maka yang bersangkutan harus segera dikembalikan/dipulangkan ke daerahnya. Badan tersebut memiliki hak penuh berdasarkan SK Bupati dan dibiayai melalui APBD dan dana OTSUS. Bukankah begitu?
Bila ada komentar (Setuju/tidak), silahkan ditulis pada kolom komentar di bawah ini. Salam
Label: penduduk ilegal, peranan pemuda papua
Reaksi:
Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang Papua
Diposkan oleh iselefaa / 10:27 PM / Comments: (0)
OTSUS (Otonomi Khusus) Papua Pemecah-belah Orang Papua? Pertanyaan ini mungkin menggelitik bagi kebanyakan orang yang mungkin belum melihat dampak sosial dari penerapan OTSUS di kalangan orang Papua. Namun coba kita perhatikan baik-baik, banyak orang, suku atau golongan di Papua memahami atau sengaja mengaburkan makna OTSUS yang bertujuan menjadikan seluruh orang Papua menjadi tuan di negerinya sendiri itu telah diputar menjadi "tuan di daerah atau sukunya sendiri". Hal ini nyata sangat jelas di mata kita, bahwa sebagian orang atau suku di Papua telah jelas-jelas menolak saudaranya sendiri apabila ditunjuk menjadi pemimpin di daerah yang bukan sukunya/ daeranya. Maksudnya di sini adalah, bahwa sebagian orang atau kelompok atau golongan telah nyata-nyata mengkampanyekan bahwa tiap-tiap orang (Papua) hanya boleh menjadi tuan di negerinya sendiri. Misalnya orang Serui hanya boleh memimpin di Serui saja, Orang Paniai hanya boleh memimpin di Paniai saja, dan lain sebaginya. Menurut pendapat sederhana saya, kemungkinan hal semacam ini merupakan sebuah konspirasi politik yang sengaja ditiupkan oleh kelompok orang tertentu untuk menghancurkan idealisme kita "One People, One Soul". Padahal kita tahu bersama bahwa idealisme "one people, one soul" ini lahir dari sebuah perjuangan panjang, merasa senasib dan sepenanggungan sebagai orang Papua yang sama-sama sedang mengalami penderitaa dan ingin bangkit untuk maju dan berkembang secara bersama-sama sebagai suatu masyarakat yang damai dan bersatu di atas tanah leluhurnya.
Dalam ulasan ini, saya tidak bermaksud mengarahkan pembaca dalam ranah politik, namun saya hendak mengajak kita semua orang asli Papua untuk sadar dan bersatu padu membangun tanah kita Tanah Papua. Kita harus mewaspadai cara-cara yang menghasut dan mengadu domba kita untuk terus hidup dalam penderitaan. Marilah kita belajar dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, bahwa Bangsa ini tidak mungkin menjadi bangsa yang merdeka seperti ini apabila dulu berjuang secara suku, daerah dan kelompok. Namun persatuan dan kesatuanlah yang menjadi modal utamanya.
Oleh karena itu, marilah kita mewaspadai dampak Otsus yang telah disalah tafsirkan ini dengan kembali bergandengan tangan, bersama, bersatu membangun negeri cenderawasih ini demi masa depan anak cucu kita semua. Buang semua pandangan sukuisme kita dan katakanlah, bahwa kita semua adalah satu Papua untuk satu tanah, bangsa dan negeri kita Papua.
Label: dampak otsus, orang Papua, pemecah-belah, waspadai
Reaksi:
Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 9:42 PM / Comments: (0)
DI era reformasi ini, bukan saja banyak provinsi yang dimekarkan tetapi juga Kabupaten, Kecamatan dan seterusnya telah menjadi semacam keharusan untuk dimekarkan.
Di Papua, pulau terbesar kedua di bumi ini pun mengalami pemekaran dari yang tadinya satu provinsi menjadi dua Provinsi, yakni Papua dan Papua Barat dan tentu akan terus mekar menjadi sekian provinsi lagi mengingat begitu banyaknya tuntutan masyakat Papua akhir-akhir ini.
Pertanyaan bagi saya yang awam di bidang ini, apakah pemekaran sebuah wilayah, entah provinsi atau kabupaten itu haruskah? Kalau harus, untuk siapakah? Kalau jawabannya adalah untuk rakyat, maka pertanyaan saya lagi, rakyat yang manakah?
Bila ditinjau dari segi positifnya, maka banyak hal yang akan kita temui, misalnya dengan adanya pemekaran wilayah maka akan bertambahnya dana yang dialokasikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun wilayah yang baru di mekarkan.Artinya, bahwa banyak uang akan mengalir ke daerah baru tersebut sehingga percepatan pembangunan di bidang infra struktur, pendidikan, kesehatan kesempatan bekerja dan lainnya akan dilaksanakan secara maksimal. Idealnya adalah bahwa pemekaran sebuah wilayah itu dalam rangka mensejahterakan rakyat dari wilayah yang dimekarkan itu (ini pandangan saya).
Lalu, apakah dampak dari pemekaran wilayah itu ada segi negatifnya? Tentu segi negatif dari pemekaran sebuah wilayah itu sesungguhnya tidak ada. Tidak mungkin pemerintah menyetujui pemekaran sebuah wilayah dalam rangka menyengsarakan rakyatnya khan?. Tapi eeit, tunggu dulu...Tadi sudah saya katakan, bahwa dengan adanya pemekaran sebuah wilayah maka uang akan sangat banyak mengalir ke daerah tersebut,peluang korupsi sangat terbuka, peluang bagi pejabat untuk pergi-pulang Jakarta sangat mungkin terjadi. Selain itu kaum imigran akan masuk secara besar-besaran dan menjadi masalah sosial baru karena akan adanya jumlah pertambahan penduduk pengangguran, disamping masalah-masalah sosial lain yang bakal timbul seperti HIV/AIDS dan sejenisnya. Selain itu, kata orang (rahasia umum) pemekaran itu hanya untuk bagi-bagi jabatan di kalangan para pejabat saja.
Jadi, rakyatnya dapat apa? entahlah...tanyakan pada rumput yang bergoyang. Hehehehe..
Mari kita ingat catatan saya di atas, tujuan pemekaran adalah untuk mensejahterakan rakay (Hal ini cocok dengan tujuan pembangunan nasional)bukan?. Nah, coba kita perhatikan dan renungkan baik-baik. Apakah masyarakat asli Papua Barat sudah sejahtera pasca pemekaran? Apakah masyarakat asli Papua sudah sejahtera karena wilayahnya sudah menjadi kecil?
Memang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas membutuhkan Biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup panjang.
Untuk itu, marilah kita mulai dari membangun konsep sederhana saja :
1. Setiap pejabat, baik eksekutif maupun legislatif harus tetap berada di daerah
pemekaran dan berlakulah sebagai pelayan/hamba, bukan Tuan. Coba perhatikan cara
hidup para missionaris asing yang hidup bertahun-tahun di pedalaman dan pesisir
pantai se tanah Papua. Bukankah mereka sangat dicintai dan dihormati?
2. Penerimaan tenaga kerja (PNS dan lain-lain) sudah waktunya untuk tidak lagi
menerima orang non Papua, selain tenaga ahli yang belum dapat dipenuhi oleh
orang asli Papua (tuntutan mutlak).
3. Masyarakat adat setempat harus bisa menjamin keselamatan dari para pejabat yang
mengabdi di daerah-daerah baru (pemekaran)sehingga mereka betah untuk mengabdi.
4. Masyakat setempat harus bisa menjadi partner kerja pemerintah dalam segala hal
sehingga pembangunan bisa cepat dikerjakan.
5. Para pejabat harus bisa mawas diri terhadap penggunaan keuangan. Gunakanlah
Keuangan secara arif dan bijaksana dan berusahalah jujur dan setia dalam hal ini
agar kelak anda tidak ditahan atau dipenjara akibat penyalagunaan keuangan.
6. Para pejabat mestinya menjadikan rakyatnya sebagai anak untuk dijawab
kebutuhanya dan sebaliknya masyarakat harus berlaku sebagai anak yang bersedi
untuk dibina dan diasuh. Hal ini penting dalam menjaga hubungan yang harmonis.
Kalau keenam hal di atas dapat dilaksanakan, siapakah yang beruntung? Tentu Pejabat dan Rakyatnya dong! Alhasil, Tujuan pemekaran bisa berhasil sesuai tujuannya.

Mungkin itu yang dapat saya berikan dalam renungan saya saat ini. Salam
Label: papua, pemekaran, renungan, wilayah
Reaksi:
Peredaran Miras di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 7:45 AM / Comments: (0)
Hallo pembaca, gimana pandangan kamu tentang peredaraan MIRAS (Minuman Keras) di Papua? Bukankah sudah sangat mengkhawatirkan?
Coba aja deh kamu kunjungi beberapa daerah yang telah melarang peredaraan Miras melalui PERDA (Peraturan Daerah) seperti Manokwari, Jayawiyaja, Mimika dan lain-lain, apakah di daerah-daerah tersebut telah bebas miras? Rasanya tidak! Kalau daerah-daerah yang telah membatasi peredaraan Miras saja masih terdapat pemasok dan pengedarnya, bagaimana dengan daerah-daerah yang tidak mem-PERDA-kannya? Pasti lebih gawat bukan?
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya bulan Februari 2010 saya berada di kota Injil Manokwari. Tanpa sengaja saya melihat beberapa anak muda mabuk dan berkelahi di depan hotel Swiss Bell dan sepanjang Supermarket Hadi. Saya menjadi sangat heran karena para pemuda ini adalah anak-anak yang hidup dalam wilayah yang sedang diproteksi dari Miras tetapi masih tetap saja mengkonsumsi miras bahkan membuat kekacauan. Pertanyaan yang muncul di kepala saya pada saat itu adalah, bagaimana mungkin mereka bisa mabuk? Dari mana mereka bisa memperolehnya? Mengapa mereka tidak ditangkap aparat kemanan? Karena penasaran, saya langsung menanyakan hal itu kepada seseorang yang kebetulan sedang berdiri disamping saya. Jawaban yang saya peroleh adalah bahwa mereka biasa mendapatkan miras dari para pengedar langganan mereka yang dengan sembunyi-sembunyi menyediakan berbagai merk minuman yang dipesan. Huh, hebat! Lebih hebat lagi, sewaktu saya ke kota Serui. Di kota kecil ini segala jenis (merk) minuman keras dipajang di berbagai toko dan kios dan dijual bebas. Karena penasaran akan maraknya penjualan miras di kota pendidikan ini saya langsung bertanya kepada seorang bapak yang kebetulan sedang membeli miras di salah satu kios tentang mengapa kios-kios dan toko di sini rata-rata menjual miras secara terbuka dan umum. Jawaban klasik yang saya temui dari bapak tersebut adalah, bahwa miras merupakan salah satu penyumbang (income) terbesar bagi pembangunan di kabupaten Kepulauan Yapen yang memang PAD-nya kecil. Lepas dari benar atau tidaknya jawaban tersebut, namun patut disayangkan bahwa penjualan miras di kota ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini diperparah lagi dengan MILO (Minuman Lokal) yang diproduksi secara terang-terangan dan dijual secara bebas.
Apakah stigma orang Papua itu alkoholik memang benar? Kalau tidak benar, mengapa penjualan miras di daerah ini tumbuh subur? Rasanya kalau tidak ada pembeli miras tentu penjual (distributor) akan mati atau setidaknya akan hengkang dari negeri kita ini bukan?
Nah, sekarang mari kita renungkan, mengapa semua miras yang beredar di Papua berlabel “khusus Papua?” Mengapa daerah-daerah yang telah membatasi penjualan miras melalui PERDA masih saja terdapat miras dijual bebas secara sembunyi-sembunyi? Siapakah aktor yang selalu berada di balik penjualan miras ilegal? Mengapa miras yang nota bene merupakan salah satu pembunuh generasi muda Papua masih tetap ada terjual di toko/kios tanpa dibatasi atau dihancurkan oleh para petinggi di negeri ini? Biarlah renungan ini menjadi renungan yang dijawab menurut pandangan kita masing-masing.

Pesan saya, Hai pemuda dan pemudi se tanah Papua, marilah kita hilangkan stigma “orang Papua alkoholik” dengan cara melawan peredaraan miras di negeri kita. Mari kita nyatakan perang melawan para pengedar miras karena merekalah sesungguhnya pembunuh kita orang Papua. SAY NO TO DRUGS!
Label: miras di papua
Reaksi:
TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 7:25 PM / Comments: (0)
Menurut data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2009, penderita HIV/AIDS di Papua telah mencapai 4.745 ODHA (orang dengan HIV/AIDS), Sementara di Provinsi Papua Barat tercatat 1.500 ODHA (Jurnal Indonesia). Artinya, bahwa ada 6.245 orang yang sedang menderita HIV/AIDS dan hidup bersama kita di atas tanah Papua. Jumlah di atas ini, Kabupaten Mimika menduduki ranking tertinggi, yakni 2.180 ODHA (data Dinas Kesehatan Mimika 2009)sedangkan jumlah lainnya tersebar di seluruh tanah Papua. Dari total keseluruhannya yang berjumlah 6.246 ODHA di tahun 2009 itu tentunya tidak termasuk mereka yang telah meninggal atau belum terdata. Jadi kita dapat membayangkan bahwa jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah yang didata saat ini.
Sehubungan dengan masalah ini, baik Pemerintah, NGO (LSM) dan Gereja rasanya telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Virus mematikan ini di tanah Papua lewat berbagai cara, namun sampai sekarang angka penderita HIV/AIDS tidak menujukaan adanya penurunan, namun sebaliknya terus meningkat. Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS ini diakibatkan oleh berbagai Faktor, salah satunya adalah akibat perilaku seks bebas. Selama perilaku ini masih terus dipraktekkan oleh siapa saja, maka angka penderita HIV/AIDS akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Bila hal ini yang terjadi, maka bukan hal yang mustahil bagi kita bahwa suatu saat nanti orang asli Papua yang jumlah populasinya memang sudah sangat sedikit ini pasti akan habis (musnah)di atas tanah leluhurnya sendiri dan tanah ini akan menjadi saksi bisu atas musnahnya para pemiliknya akibat penyakit mematikan tersebut dan akibat perilakunya sendiri. Bukankah itu yang harus kita hindari?
Nah, untuk mencegah meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di Papua dan bagaimana memproteksi orang asli Papua dari penyebarannya, maka saya punya beberapa tips yang dapat saya bagikan di sini :
1. Jadikan masalah HIV/AIDS sebagai salah satu muatan lokal wajib dalam kurikulum
SD sampai perguruan Tinggi di Papua. Bagi sekolah yang tidak menerapkan
kurikulum tersebut HARUS diberikan SANKSI.
2. Jadikan hari Senin dan hari Kamis (atau dua hari apa saja dalam seminggu)
sebagai hari kampanye melawan HIV/AIDS di seluruh tanah Papua. Usul saya, pada
dua hari tersebut seluruh anak-anak sekolah (SD-SLA) wajib menggunakan dasi yang
bertuliskan "Say No To HIV/AIDS".
3. Khotbah-khotbah yang disampaikan disetiap ibadah (Semua agama) pada minggu
terakhir setiap bulan HARUS bertemakan PERANG TERHADAP HIV/AIDS.
4. Semua minuman keras (beralkohol) yang beredar di Tanah Papua HARUS ada Label
"Say No To HIV/AIDS".
5. Di tempat-tempat Lokalisasi (prostitusi), Bar, hotel dan lainnya yang diduga
berpeluang terjadinya seks bebas WAJIB disediakan penerima tamu yang berpakaian
khusus bertuliskan "HIV/AIDS DAPAT MEMBUNUHMU KAPAN SAJA" atau kalimat tersebut
di tempatkan pada meja resepsionis yang dapat langsung terbaca oleh setiap
pengunjung/tamu.
Menurut pendapat sederhana saya, kalau kita tidak mulai sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Dan kalau kita tidak berbuat sesuatu sekarang, maka HIV/AIDS akan benar-benar menjadi senjata paling ampuh untuk membunuh semua orang asli Papua. Sadarlah, dan marilah kita semua menyatakan perang melawan HIV/AIDS tersebut demi mempertahankan ras melanesia yang hidup di atas tanah Papua. Semoga bermanfaat.
Label: HIV/AIDS, papua, Tips
Reaksi:
Older Posts

Mari Membangun Papua Menuju Papua Baru


Arfak Tribal


Black Diamond From Papua


Dani Tribe


Papuan traditional clothes

TANAH PAPUA



Labels
• dampak otsus (1)
• dengan hati (1)
• HIV/AIDS (1)
• membangun (1)
• miras di papua (1)
• orang Papua (1)
• otsus (1)
• papua (4)
• Pelangi (1)
• pemecah-belah (1)
• pemekaran (1)
• pemusnahan (1)
• penduduk ilegal (1)
• peranan pemuda papua (1)
• pohon (1)
• renungan (1)
• sagu (1)
• Tips (1)
• waspadai (1)
• wilayah (1)
~AKU CINTA PAPUA~
"HITAM KULIT, KERITING RAMBUT...AKU PAPUA!"





Blog Archive

o ► July (8)
 Pemusnahan Pohon Sagu
 Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
 Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang ...
 Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua...
 Peredaran Miras di Papua
 TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
 Berhasilkah OTSUS Papua
 Membangun Papua Dengan Hati


Labels
• dampak otsus (1)
• dengan hati (1)
• HIV/AIDS (1)
• membangun (1)
• miras di papua (1)
• orang Papua (1)
• otsus (1)
• papua (4)
• Pelangi (1)
• pemecah-belah (1)
• pemekaran (1)
• pemusnahan (1)
• penduduk ilegal (1)
• peranan pemuda papua (1)
• pohon (1)
• renungan (1)
• sagu (1)
• Tips (1)
• waspadai (1)
• wilayah (1)

Blog Archive
• ▼ 2010 (9)
o ▼ August (1)
 Pelangi Mengelilingi Matahari
o ► July (8)
 Pemusnahan Pohon Sagu
 Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
 Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang ...
 Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua...
 Peredaran Miras di Papua
 TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
 Berhasilkah OTSUS Papua
 Membangun Papua Dengan Hati

Bikin Domain Gratis
Pelangi Mengelilingi Matahari
Diposkan oleh iselefaa / 7:47 PM / Comments: (4)

Hari Selasa, 3 Agustus 2010, kira-kira jam 12.35 wit, warga kota Timika dikejutkan dengan sebuah pelangi yang nampak mengelilingi matahari. Keajaiban alam yang langka itu kontan membuat warga antusias untuk mengambil gambar yang pernah disaksikan. Kalau gejala fenomenal ini dalam bahasa ilmiahnya apa ya? (Huss, mo tahu aja)
Nah, Inilah salah satu gambar/Foto yang saya ambil dengan kamera hp saya. Indah bukan? Hehehe..
Label: Pelangi
Reaksi:
Pemusnahan Pohon Sagu
Diposkan oleh iselefaa / 5:36 AM / Comments: (2)
Semua orang tahu, bahwa salah satu makanan pokok orang Papua adalah sagu, selain ubi-ubian. Namun semenjak tahun 1980-an hingga sekarang atau mungkin jauh sebelum itu, lahan-lahan atau yang kita sebut sebagai dusun-dusun sagu dibeberapa daerah di Papua ini mulai habis/ dimusnahkan akibat penjualan tanah-tanah adat yang di atasnya tumbuh tanaman sagu-sagu itu. Ironisnya, pemusnahan itu dilakukan oleh orang asli Papua itu sendiri terhadap makanan pokoknya.
Sehubungan dengan hal itu, kita patut bertanya, mengapa lahan-lahan sagu dijual? Kalau pertanyaan ini kita lontarkan kepada mereka yang telah menjual lahan-lahan sagunya, maka jawabannya bermacam-macam. Ada yang menjawab, bahwa kita sekarang lebih cenderung makan nasi dibanding makan sagu (papeda). Ada juga yang memjawab secara diplomatis, demi pembangunan di daerah ini. Ada juga yang menjawabnya dari sudut pandang ekonomi. Aneh, memang aneh!
Bagi kita yang sadar bahwa penjualan lahan-lahan sagu itu salah, maka kita akan menjawab bahwa penjualan tanah dan pemusnahan tanaman sagu adalah penolakan kita secara langsung terhadap Allah kita yang telah menciptakan orang Papua dan makanan pokoknya. Sebab sagu adalah “Manna” (makanan/roti yang diturunkan Tuhan bagi orang Israel di padang gurun) orang Papua yang Allah berikan bagi orang Papua. Sagu juga adalah salah satu titipan nenek moyang bagi kita untuk dijaga dan diwariskan kepada anak cucu generasi orang Papua.
Sekarang ini, banyak orang Papua yang tidak lagi memiliki dusun dan tanaman pohon sagu. Bagi mereka seperti itu, ketika mereka ingin makan sagu (Papeda) mereka akan membelinya di pasar dari para penjual yang nota bene adalah orang non Papua. Sedih bukan? Lebih sedih lagi bila suatu saat nanti anak cucu kita orang Papua hanya mendengar ceita tentang pohon sagu sebagai makanan pokok orang Papua dari cerita-cerita orang tuanya tanpa pernah melihat pohon sagu atau mereka hanya mengenal sagu dari foto-foto yang ada di museum-museum. Wah, gawat !
Harapan saya dan tentu harapan kita semua, bagi saudara-saudara yang masih memiliki lahan/ dusun sagu diharapkan untuk dapat menjaga dan melindunginya sebagai asset yang tak terpisahkan dengan kultur kita orang Papua. Sekalipun langit terbelah, tanah yang diatasnya tumbuh pohon sagu jangan pernah dijual. Marilah kita tanamkan semangat “SELAMATKAN SAGU UNTUK ANAK DAN CUCU KITA”.
Label: pemusnahan, pohon, sagu
Reaksi:
Pendatang Ilegal dan Peranan Pemuda Papua
Diposkan oleh iselefaa / 3:54 AM / Comments: (0)
Hallo Brata & Sista...
Akhir-akhir ini, penduduk luar Papua masuk secara besar-besaran ke Tanah Papua. Kalau kita hitung-hitung, kemungkinan jumlah mereka jauh lebih banyak dari jumlah kita orang asli Papua yang hidup di atas tanah milik kita yang namanya Tanah Papua ini. Bagi saya pribadi, siapapun boleh dan berhak datang dan tinggal di Papua karena kita semua satu dalam NKRI. Namun yang membuat saya cukup terganggu adalah, bahwa saudara-saudara kita yang masuk ke Papua ini kebanyakan datang tanpa memiliki kecakapan/keahlian khusus atau sebagai pekerja tetap. Mereka yang datang dari luar Papua rata-rata memiliki motivasi hanya untuk mencari kerja alias pengangguran. Kalau rata-rata mereka yang masuk ke Papua adalah pengangguran, apa yang akan terjadi kelak? Tentu hak-hak yang seharusnya kita dapatkan sesuai amanat OTSUS akan terbagi juga kepada mereka, karena mereka pun telah menjadi beban pemerintah daerah kita.
Oleh karena itu, dalam semangat OTSUS ini apakah kita perlu mengusulkan kepada pemerintah daerah kita untuk membentuk sebuah badan Pemuda Papua di bawah panji MRP (Majelis Rakyat Papua)yang bertugas di pelabuhan-pelabuhan laut dan bandara-bandara udara untuk memastikan bahwa siapapun yang datang ke Papua harus menunjukkan identitas sebagai pekerja tetap. Apabila tidak dapat menujukan identitas dimaksud, maka yang bersangkutan harus segera dikembalikan/dipulangkan ke daerahnya. Badan tersebut memiliki hak penuh berdasarkan SK Bupati dan dibiayai melalui APBD dan dana OTSUS. Bukankah begitu?
Bila ada komentar (Setuju/tidak), silahkan ditulis pada kolom komentar di bawah ini. Salam
Label: penduduk ilegal, peranan pemuda papua
Reaksi:
Waspadai Dampak OTSUS sebagai Pemecah Belah Orang Papua
Diposkan oleh iselefaa / 10:27 PM / Comments: (0)
OTSUS (Otonomi Khusus) Papua Pemecah-belah Orang Papua? Pertanyaan ini mungkin menggelitik bagi kebanyakan orang yang mungkin belum melihat dampak sosial dari penerapan OTSUS di kalangan orang Papua. Namun coba kita perhatikan baik-baik, banyak orang, suku atau golongan di Papua memahami atau sengaja mengaburkan makna OTSUS yang bertujuan menjadikan seluruh orang Papua menjadi tuan di negerinya sendiri itu telah diputar menjadi "tuan di daerah atau sukunya sendiri". Hal ini nyata sangat jelas di mata kita, bahwa sebagian orang atau suku di Papua telah jelas-jelas menolak saudaranya sendiri apabila ditunjuk menjadi pemimpin di daerah yang bukan sukunya/ daeranya. Maksudnya di sini adalah, bahwa sebagian orang atau kelompok atau golongan telah nyata-nyata mengkampanyekan bahwa tiap-tiap orang (Papua) hanya boleh menjadi tuan di negerinya sendiri. Misalnya orang Serui hanya boleh memimpin di Serui saja, Orang Paniai hanya boleh memimpin di Paniai saja, dan lain sebaginya. Menurut pendapat sederhana saya, kemungkinan hal semacam ini merupakan sebuah konspirasi politik yang sengaja ditiupkan oleh kelompok orang tertentu untuk menghancurkan idealisme kita "One People, One Soul". Padahal kita tahu bersama bahwa idealisme "one people, one soul" ini lahir dari sebuah perjuangan panjang, merasa senasib dan sepenanggungan sebagai orang Papua yang sama-sama sedang mengalami penderitaa dan ingin bangkit untuk maju dan berkembang secara bersama-sama sebagai suatu masyarakat yang damai dan bersatu di atas tanah leluhurnya.
Dalam ulasan ini, saya tidak bermaksud mengarahkan pembaca dalam ranah politik, namun saya hendak mengajak kita semua orang asli Papua untuk sadar dan bersatu padu membangun tanah kita Tanah Papua. Kita harus mewaspadai cara-cara yang menghasut dan mengadu domba kita untuk terus hidup dalam penderitaan. Marilah kita belajar dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, bahwa Bangsa ini tidak mungkin menjadi bangsa yang merdeka seperti ini apabila dulu berjuang secara suku, daerah dan kelompok. Namun persatuan dan kesatuanlah yang menjadi modal utamanya.
Oleh karena itu, marilah kita mewaspadai dampak Otsus yang telah disalah tafsirkan ini dengan kembali bergandengan tangan, bersama, bersatu membangun negeri cenderawasih ini demi masa depan anak cucu kita semua. Buang semua pandangan sukuisme kita dan katakanlah, bahwa kita semua adalah satu Papua untuk satu tanah, bangsa dan negeri kita Papua.
Label: dampak otsus, orang Papua, pemecah-belah, waspadai
Reaksi:
Sebuah Renungan Tentang Pemekaran Wilayah di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 9:42 PM / Comments: (0)
DI era reformasi ini, bukan saja banyak provinsi yang dimekarkan tetapi juga Kabupaten, Kecamatan dan seterusnya telah menjadi semacam keharusan untuk dimekarkan.
Di Papua, pulau terbesar kedua di bumi ini pun mengalami pemekaran dari yang tadinya satu provinsi menjadi dua Provinsi, yakni Papua dan Papua Barat dan tentu akan terus mekar menjadi sekian provinsi lagi mengingat begitu banyaknya tuntutan masyakat Papua akhir-akhir ini.
Pertanyaan bagi saya yang awam di bidang ini, apakah pemekaran sebuah wilayah, entah provinsi atau kabupaten itu haruskah? Kalau harus, untuk siapakah? Kalau jawabannya adalah untuk rakyat, maka pertanyaan saya lagi, rakyat yang manakah?
Bila ditinjau dari segi positifnya, maka banyak hal yang akan kita temui, misalnya dengan adanya pemekaran wilayah maka akan bertambahnya dana yang dialokasikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun wilayah yang baru di mekarkan.Artinya, bahwa banyak uang akan mengalir ke daerah baru tersebut sehingga percepatan pembangunan di bidang infra struktur, pendidikan, kesehatan kesempatan bekerja dan lainnya akan dilaksanakan secara maksimal. Idealnya adalah bahwa pemekaran sebuah wilayah itu dalam rangka mensejahterakan rakyat dari wilayah yang dimekarkan itu (ini pandangan saya).
Lalu, apakah dampak dari pemekaran wilayah itu ada segi negatifnya? Tentu segi negatif dari pemekaran sebuah wilayah itu sesungguhnya tidak ada. Tidak mungkin pemerintah menyetujui pemekaran sebuah wilayah dalam rangka menyengsarakan rakyatnya khan?. Tapi eeit, tunggu dulu...Tadi sudah saya katakan, bahwa dengan adanya pemekaran sebuah wilayah maka uang akan sangat banyak mengalir ke daerah tersebut,peluang korupsi sangat terbuka, peluang bagi pejabat untuk pergi-pulang Jakarta sangat mungkin terjadi. Selain itu kaum imigran akan masuk secara besar-besaran dan menjadi masalah sosial baru karena akan adanya jumlah pertambahan penduduk pengangguran, disamping masalah-masalah sosial lain yang bakal timbul seperti HIV/AIDS dan sejenisnya. Selain itu, kata orang (rahasia umum) pemekaran itu hanya untuk bagi-bagi jabatan di kalangan para pejabat saja.
Jadi, rakyatnya dapat apa? entahlah...tanyakan pada rumput yang bergoyang. Hehehehe..
Mari kita ingat catatan saya di atas, tujuan pemekaran adalah untuk mensejahterakan rakay (Hal ini cocok dengan tujuan pembangunan nasional)bukan?. Nah, coba kita perhatikan dan renungkan baik-baik. Apakah masyarakat asli Papua Barat sudah sejahtera pasca pemekaran? Apakah masyarakat asli Papua sudah sejahtera karena wilayahnya sudah menjadi kecil?
Memang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas membutuhkan Biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup panjang.
Untuk itu, marilah kita mulai dari membangun konsep sederhana saja :
1. Setiap pejabat, baik eksekutif maupun legislatif harus tetap berada di daerah
pemekaran dan berlakulah sebagai pelayan/hamba, bukan Tuan. Coba perhatikan cara
hidup para missionaris asing yang hidup bertahun-tahun di pedalaman dan pesisir
pantai se tanah Papua. Bukankah mereka sangat dicintai dan dihormati?
2. Penerimaan tenaga kerja (PNS dan lain-lain) sudah waktunya untuk tidak lagi
menerima orang non Papua, selain tenaga ahli yang belum dapat dipenuhi oleh
orang asli Papua (tuntutan mutlak).
3. Masyarakat adat setempat harus bisa menjamin keselamatan dari para pejabat yang
mengabdi di daerah-daerah baru (pemekaran)sehingga mereka betah untuk mengabdi.
4. Masyakat setempat harus bisa menjadi partner kerja pemerintah dalam segala hal
sehingga pembangunan bisa cepat dikerjakan.
5. Para pejabat harus bisa mawas diri terhadap penggunaan keuangan. Gunakanlah
Keuangan secara arif dan bijaksana dan berusahalah jujur dan setia dalam hal ini
agar kelak anda tidak ditahan atau dipenjara akibat penyalagunaan keuangan.
6. Para pejabat mestinya menjadikan rakyatnya sebagai anak untuk dijawab
kebutuhanya dan sebaliknya masyarakat harus berlaku sebagai anak yang bersedi
untuk dibina dan diasuh. Hal ini penting dalam menjaga hubungan yang harmonis.
Kalau keenam hal di atas dapat dilaksanakan, siapakah yang beruntung? Tentu Pejabat dan Rakyatnya dong! Alhasil, Tujuan pemekaran bisa berhasil sesuai tujuannya.

Mungkin itu yang dapat saya berikan dalam renungan saya saat ini. Salam
Label: papua, pemekaran, renungan, wilayah
Reaksi:
Peredaran Miras di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 7:45 AM / Comments: (0)
Hallo pembaca, gimana pandangan kamu tentang peredaraan MIRAS (Minuman Keras) di Papua? Bukankah sudah sangat mengkhawatirkan?
Coba aja deh kamu kunjungi beberapa daerah yang telah melarang peredaraan Miras melalui PERDA (Peraturan Daerah) seperti Manokwari, Jayawiyaja, Mimika dan lain-lain, apakah di daerah-daerah tersebut telah bebas miras? Rasanya tidak! Kalau daerah-daerah yang telah membatasi peredaraan Miras saja masih terdapat pemasok dan pengedarnya, bagaimana dengan daerah-daerah yang tidak mem-PERDA-kannya? Pasti lebih gawat bukan?
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya bulan Februari 2010 saya berada di kota Injil Manokwari. Tanpa sengaja saya melihat beberapa anak muda mabuk dan berkelahi di depan hotel Swiss Bell dan sepanjang Supermarket Hadi. Saya menjadi sangat heran karena para pemuda ini adalah anak-anak yang hidup dalam wilayah yang sedang diproteksi dari Miras tetapi masih tetap saja mengkonsumsi miras bahkan membuat kekacauan. Pertanyaan yang muncul di kepala saya pada saat itu adalah, bagaimana mungkin mereka bisa mabuk? Dari mana mereka bisa memperolehnya? Mengapa mereka tidak ditangkap aparat kemanan? Karena penasaran, saya langsung menanyakan hal itu kepada seseorang yang kebetulan sedang berdiri disamping saya. Jawaban yang saya peroleh adalah bahwa mereka biasa mendapatkan miras dari para pengedar langganan mereka yang dengan sembunyi-sembunyi menyediakan berbagai merk minuman yang dipesan. Huh, hebat! Lebih hebat lagi, sewaktu saya ke kota Serui. Di kota kecil ini segala jenis (merk) minuman keras dipajang di berbagai toko dan kios dan dijual bebas. Karena penasaran akan maraknya penjualan miras di kota pendidikan ini saya langsung bertanya kepada seorang bapak yang kebetulan sedang membeli miras di salah satu kios tentang mengapa kios-kios dan toko di sini rata-rata menjual miras secara terbuka dan umum. Jawaban klasik yang saya temui dari bapak tersebut adalah, bahwa miras merupakan salah satu penyumbang (income) terbesar bagi pembangunan di kabupaten Kepulauan Yapen yang memang PAD-nya kecil. Lepas dari benar atau tidaknya jawaban tersebut, namun patut disayangkan bahwa penjualan miras di kota ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini diperparah lagi dengan MILO (Minuman Lokal) yang diproduksi secara terang-terangan dan dijual secara bebas.
Apakah stigma orang Papua itu alkoholik memang benar? Kalau tidak benar, mengapa penjualan miras di daerah ini tumbuh subur? Rasanya kalau tidak ada pembeli miras tentu penjual (distributor) akan mati atau setidaknya akan hengkang dari negeri kita ini bukan?
Nah, sekarang mari kita renungkan, mengapa semua miras yang beredar di Papua berlabel “khusus Papua?” Mengapa daerah-daerah yang telah membatasi penjualan miras melalui PERDA masih saja terdapat miras dijual bebas secara sembunyi-sembunyi? Siapakah aktor yang selalu berada di balik penjualan miras ilegal? Mengapa miras yang nota bene merupakan salah satu pembunuh generasi muda Papua masih tetap ada terjual di toko/kios tanpa dibatasi atau dihancurkan oleh para petinggi di negeri ini? Biarlah renungan ini menjadi renungan yang dijawab menurut pandangan kita masing-masing.

Pesan saya, Hai pemuda dan pemudi se tanah Papua, marilah kita hilangkan stigma “orang Papua alkoholik” dengan cara melawan peredaraan miras di negeri kita. Mari kita nyatakan perang melawan para pengedar miras karena merekalah sesungguhnya pembunuh kita orang Papua. SAY NO TO DRUGS!
Label: miras di papua
Reaksi:
TIPS Melawawan HIV/AIDS di Papua
Diposkan oleh iselefaa / 7:25 PM / Comments: (0)
Menurut data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2009, penderita HIV/AIDS di Papua telah mencapai 4.745 ODHA (orang dengan HIV/AIDS), Sementara di Provinsi Papua Barat tercatat 1.500 ODHA (Jurnal Indonesia). Artinya, bahwa ada 6.245 orang yang sedang menderita HIV/AIDS dan hidup bersama kita di atas tanah Papua. Jumlah di atas ini, Kabupaten Mimika menduduki ranking tertinggi, yakni 2.180 ODHA (data Dinas Kesehatan Mimika 2009)sedangkan jumlah lainnya tersebar di seluruh tanah Papua. Dari total keseluruhannya yang berjumlah 6.246 ODHA di tahun 2009 itu tentunya tidak termasuk mereka yang telah meninggal atau belum terdata. Jadi kita dapat membayangkan bahwa jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah yang didata saat ini.
Sehubungan dengan masalah ini, baik Pemerintah, NGO (LSM) dan Gereja rasanya telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Virus mematikan ini di tanah Papua lewat berbagai cara, namun sampai sekarang angka penderita HIV/AIDS tidak menujukaan adanya penurunan, namun sebaliknya terus meningkat. Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS ini diakibatkan oleh berbagai Faktor, salah satunya adalah akibat perilaku seks bebas. Selama perilaku ini masih terus dipraktekkan oleh siapa saja, maka angka penderita HIV/AIDS akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Bila hal ini yang terjadi, maka bukan hal yang mustahil bagi kita bahwa suatu saat nanti orang asli Papua yang jumlah populasinya memang sudah sangat sedikit ini pasti akan habis (musnah)di atas tanah leluhurnya sendiri dan tanah ini akan menjadi saksi bisu atas musnahnya para pemiliknya akibat penyakit mematikan tersebut dan akibat perilakunya sendiri. Bukankah itu yang harus kita hindari?
Nah, untuk mencegah meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di Papua dan bagaimana memproteksi orang asli Papua dari penyebarannya, maka saya punya beberapa tips yang dapat saya bagikan di sini :
1. Jadikan masalah HIV/AIDS sebagai salah satu muatan lokal wajib dalam kurikulum
SD sampai perguruan Tinggi di Papua. Bagi sekolah yang tidak menerapkan
kurikulum tersebut HARUS diberikan SANKSI.
2. Jadikan hari Senin dan hari Kamis (atau dua hari apa saja dalam seminggu)
sebagai hari kampanye melawan HIV/AIDS di seluruh tanah Papua. Usul saya, pada
dua hari tersebut seluruh anak-anak sekolah (SD-SLA) wajib menggunakan dasi yang
bertuliskan "Say No To HIV/AIDS".
3. Khotbah-khotbah yang disampaikan disetiap ibadah (Semua agama) pada minggu
terakhir setiap bulan HARUS bertemakan PERANG TERHADAP HIV/AIDS.
4. Semua minuman keras (beralkohol) yang beredar di Tanah Papua HARUS ada Label
"Say No To HIV/AIDS".
5. Di tempat-tempat Lokalisasi (prostitusi), Bar, hotel dan lainnya yang diduga
berpeluang terjadinya seks bebas WAJIB disediakan penerima tamu yang berpakaian
khusus bertuliskan "HIV/AIDS DAPAT MEMBUNUHMU KAPAN SAJA" atau kalimat tersebut
di tempatkan pada meja resepsionis yang dapat langsung terbaca oleh setiap
pengunjung/tamu.
Menurut pendapat sederhana saya, kalau kita tidak mulai sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Dan kalau kita tidak berbuat sesuatu sekarang, maka HIV/AIDS akan benar-benar menjadi senjata paling ampuh untuk membunuh semua orang asli Papua. Sadarlah, dan marilah kita semua menyatakan perang melawan HIV/AIDS tersebut demi mempertahankan ras melanesia yang hidup di atas tanah Papua. Semoga bermanfaat.
Label: HIV/AIDS, papua, Tips
Reaksi:
Older Posts

Mari Membangun Papua Menuju Papua Baru


Arfak Tribal


Black Diamond From Papua


Dani Tribe


Papuan traditional clothes

TANAH PAPUA



Labels
• dampak otsus (1)
• dengan hati (1)
• HIV/AIDS (1)
• membangun (1)
• miras di papua (1)
• orang Papua (1)
• otsus (1)
• papua (4)
• Pelangi (1)
• pemecah-belah (1)
• pemekaran (1)
• pemusnahan (1)
• penduduk ilegal (1)
• peranan pemuda papua (1)
• pohon (1)
• renungan (1)
• sagu (1)
• Tips (1)
• waspadai (1)
• wilayah (1)

Minggu, 05 Desember 2010

INFORMASI IPMAPUJA

“ SAYANG CINTA PUTUS HATIKU………hancur!!’’




Dunia Runtuh Ketika Putus Cinta

Ketika mendengar kalimat itu dari sang kekasih, rasanya jantung serasa berhenti sepersekian detik. Sebenarnya Anda sudah tahu ketika hubungan Anda dengannya sudah mendekati hari-hari terakhir... dan kalimat tersebut adalah awal dari sebuah pengalaman yang menyakitkan dan menyedihkan dalam hidup Anda.
Anda putus hubungan dengan sang kekasih... dan di sini sekarang Anda berada.
Putus cinta adalah salah satu situasi yang paling mengerikan, menyedihkan dan paling tidak enak yang dapat dirasakan oleh seseorang. Kalau dalam bahasa Inggrisnya patah hati disebut broken heart, itu karena memang menggambarkan keadaan emosi dan perasaan seseorang yang tengah mengalami keadaan ini. Hancur berantakan. Bagaikan sebuah gelas beling yang terbanting ke lantai, berkeping-keping, berserakan ke mana-mana.
Sedih, kangen, sayang, marah, bingung, kaget, penyesalan dan sejuta perasaan lainnya bercampur aduk jadi satu dalam ramuan yang membuat Anda sakit dan ingin berlari sejauh-jauhnya. Dan memang itu yang banyak dilakukan orang dalam keadaan ini: melarikan diri.
Jiwa Anda seperti menggeliat, meregang dalam rasa sakit putus cinta yang tidak kunjung mereda. Orang-orang di sekitar Anda berkata, "Sudahlah, luka putus cinta seperti ini pasti sembuh sendiri seiring waktu." Namun itu terasa seperti nasihat omong kosong karena Anda sama sekali tidak merasa seperti itu. Setiap hari yang berlalu dari momen tragis itu, Anda

merasa semakin pedih, kegundahan yang sulit dinyatakan dengan kata-kata. Sepertinya tidak ada SAYANG CINTA PUTUS HATIKU………hancur!!’’
seorang pun yang bisa memahami rasa pilu di hati Anda.

Sobat, Anda tidak sendirian..

Anda kerap terbayang akan kisah-kisah indah yang pernah dilalui bersamanya dahulu, jauh sebelum putus cinta. Anda tidak bisa berhenti memikirkan seluruh janji cinta manis yang disampaikan olehnya. Seluruh tulisan surat cinta, SMS cinta, puisi cinta, candaan cinta lewat telepon, serta pertemuan-pertemuan yang hangat dan nyaman.

Semua terasa begitu sempurna. Anda bisa yakin itu bukan perasaan kasmaran Anda saja karena ada banyak orang yang begitu mendukung, mengkonfirmasi, bahkan iri akan keindahan hubungan cinta Anda dengannya. Dan ketika semuanya berakhir, semuanya terasa... runtuh, hancur berantakan.

Anda sudah mencoba untuk kuat melewati masa putus cinta ini. Anda berkali-kali berteriak pada diri sendiri untuk bangun dan bertahan. Apa daya, cinta Anda terputus bersamaan dengan asa untuk melanjutkan hidup Anda. Rasa sakit datang bertubi-tubi, membuat Anda jiwa Anda lelah dan terlalu hampa untuk hal-hal lainnya. Anda jatuh terluka. Hati Anda. Jiwa Anda. Mental Anda. Fisik Anda. Seluruhnya.

Sobat, Anda tidak sendirian..

Saya bisa menulis itu semua karena saya pernah berada di posisi Anda. Apa yang Anda rasakan hari ini bukan sebuah fenomena yang unik milik Anda dan saya saja. Menurut statistik, setiap harinya diperkirakan ada satu kisah putus cinta untuk setiap dua puluh pasangan di dunia ini.

Anda perlu mengetahui bahwa apapun yang Anda rasakan sekarang adalah ALAMIAH, WAJAR dan NORMAL. Anda tidak perlu merasa bersalah jika ingin mengurung diri sepanjang hari, menangis sepanjang minggu, berteriak-teriak menyalahkan keadaan sepanjang bulan, atau bahkan sesekali terpikir untuk menyakiti diri demi mengalihkan perhatian dari lirih luka di hati Anda.
Anda BERHAK untuk merasa kecewa, hancur dan tersakiti!
Saya tahu persis rasanya. Saya sangat mengerti bahwa Anda sudah cukup menderita dengan penolakan dan putus cinta, jadi rasanya saya tidak perlu lagi memperparah keadaan dengan memarahi Anda atau bahkan melarang Anda melakukan hal-hal bodoh, konyol, dan tidak berguna seperti itu.

Silakan Anda curahkan semua emosi, penyesalan dan kekecewaan Anda. Saya akan menunggu di sini. Saya tidak akan ke mana-mana… Karena setelah Anda lelah melakukan itu semua, saya ingin mengulurkan tangan dan mengajak Anda untuk kembali berdiri.

Untuk itu saya ada di sini. Untuk membantu Anda menata kembali diri Anda yang sedang hancur.

Langkah demi langkah.. Perlahan namun pasti.. http://www.facebook.com/album.php?aid=28577&id=10000045

Tidak pernah ada pil obat ajaib untuk mengatasi putus cinta secara instan. Satu-satunya yang bisa Anda lakukan saat ini adalah apa yang saya sebut damage control, yakni mengendalikan kondisi agar tidak lebih rusak dan menyakitkan daripada seharusnya. Baru setelah itu Anda dapat menjalani proses penyembuhan Anda.
Putus cinta memang menyakitkan. Tapi mengalami putus cinta berarti Anda sudah pernah menjalin cinta. Berarti Anda sudah pernah menemukan, merasakan dan mendapatkan cinta. Karena itu, hal pertama yang saya ingin Anda lakukan adalah: bersyukur bahwa Anda telah mengalami ini semua. Ini adalah sebuah pengalaman berharga yang akan membuat Anda bertambah kuat dan dewasa.
Ketika Anda mengalami patah hati dan putus cinta, ada dua pilihan yang dapat Anda lakukan. Pertama, Anda dapat terus terpuruk dan hanyut dalam lautan penyesalan dan kesedihan, membuat aspek-aspek lain dalam hidup Anda ikut terseret dalam arusnya. Menjadikan Anda pria yang lebih rendah kualitasnya daripada sebelumnya.
Atau Anda dapat mengambil pilihan kedua, Anda dapat belajar dari kesalahan Anda dan menjadikan momen ini sebagai kesempatan emas bagi Anda untuk melesat lebih tinggi menjadi pria yang jauh lebih berkualitas dari sebelumnya. Seperti kata pepatah: Apa yang tidak membunuh Anda akan membuat Anda semakin kuat.
Pilihan kedua jelas lebih menarik, bukan?
Saya hanya ingin Anda melakukan dan melaluinya dengan tips dan trik yang sehat tanpa merugikan diri.
Sadari bahwa putus cinta adalah bagian dari kehidupan. Cepat atau lambat Anda akan merasakannya, bahkan Anda dijamin mengalami beberapa kali lagi di masa depan dan di sepanjang hidup Anda nanti. Untuk bisa menyembuhkan diri dari rasa sakit dan trauma yang mengerikan ini, sebelumnya Anda perlu benar-benar menyadari sepenuhnya apa yang sedang Anda alami sekarang.
Saya sering menyebutnya dengan kalimat, "To know yourself is to heal yourself." Jadi berikut ini, saya akan menampilkan beberapa fakta penting tentang keadaan putus cinta ini.
Tapi pada kenyataannya sangat susah sekali melakukan pilihan tersebut. Saya sangat mengerti rasanya, karena saya sudah mengalaminya. Dan sebelum Anda melakukan apapun, saya ingin memberitahu Anda sebuah kunci krusial apabila Anda ingin menyembuhkan diri Anda dari rasa sakit di hati Anda.
Ganti Foto
Sunting Foto Profil Anda
Unggah FotoAmbil FotoPilih dari AlbumSunting Foto MiniHapus Foto Anda
Lihat Foto Saya (7)Sunting Profil Saya

Teman
114 temanLihat Semua

Chisse Chi Sem

Thena Anggrek Hitam

Necha Enggen

Telenggen Nisman

Ruslan Nurdin

Jhon Asaribab
Suka
5 Suka

WordPress



1 dari 13 albumLihat Semua

waloDibuat sekitar 9 bulan yang lalu
Tautan
3 dari 25 tautanLihat Semua
• PUTRA PASKO: INFORMASI IPMAPUJA
05 Desember 23:29
• g
29 November 22:52
• • Home ArtikelLirikDownloadBeritaFAQ Download Audio Menu Artikel Terbaru • Unsur Pembentukan
06 September 23:48
Buat Lencana Profil

ALBUM PHOTO