Rabu, 06 April 2011

PERJUNGAN PAPUA BANYAK KORBAN

... yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua ...
Senin, April 04, 2011
Berita Foto: Aksi 1000-an Masa di Nabire, Papua
"Otsus Gagal Total, Gelar Dialog Internasional untuk Papua"

Nabire--Seribuan Rakyat asli Papua di Nabire menggelar aksi long march sekitar 6 Kilo Meter dari Taman Bunga Bangsa Papua Barat Oyehe menuju ke kantor DPRD Kabupaten Nabire, Senin (4/4).

Mereka membentangkan sebuah spanduk besar yang bertuliskan "Otonomi Khusus Papua Gagal Total, Hak Hidup Rakyat Papua Terancam, segera Gelar Dialog Internasional". Selain itu mereka juga membawa sebuah peti mati yang dibungkus dengan kain hitam dan bertuliskan"Almarhum Otsus".
Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 4/04/2011 04:31:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Foto
Senin, Maret 07, 2011
TNI Naikkan Status Lanud Biak untuk Jaga Papua
TNI Angkatan Udara akan meningkatkan status pangkalan udara Manuhua Biak menjadi tipe B sebagai upaya memperkuat keamanan wilayah udara di Papua dan Papua Barat.

Dengan peningkatan status itu, Lanud Manuhua akan dipimpin komandan berpangkat kolonel disertai penambahan jumlah prajurit, kata Panglima Komando Operasi III TNI AU Marsekal Muda TNI R Agus Munandar usai memimpin serah terima jabatan Danlanud di Biak, Selasa. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 3/07/2011 05:11:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Buchtar Tabuni Dipindahkan ke Sel Isolasi
informasi yang diterima Komunitas papua dari Milling List Komunitas Papua menginformasikan bahwa : Tahanan Politik BUCHTAR TABUNI, telah dipindahkan ke sel isolasi Provost pada pukul 13.25 Waktu Papua.

Tanpa ada alasan yang jelas mengapa dia dipindahkan.
Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 3/07/2011 05:06:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Ratusan Warga Kepung Polres Nabire
Ratusan warga asli Papua, Rabu (2/3) malam, dilengkapi senjata tajam parang, tombak, dan panah mengepung Markas Polres Nabire.


Warga menuntut Isak Gawe, seorang dari dua warga yang ditangkap polisi, karena diduga anggota Pejuang Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak dibawa ke Jayapura guna menjalani pemeriksaan di Mapolda Papua.

Karena menurut warga, alasan pemeriksaan warga Papua biasanya berakhir dengan penjara tanpa pengadilan. Atau munkin ada pengadilan, tapi pengadilan adalah bentuk formalitas untuk memuluskan penahan. Tidak ada pengadilan yang jurdil (jujur dan adil) Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 3/07/2011 04:59:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Stop Tanya Indikator Kegagalan Otsus!
Selphius Bobii, Ketua Umum Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Front Pepera PB) mengatakan, pemerintah jangan lagi nenanyakan indikator mengenai kegagalan Otonomi Khusus di Papua (Otsus). Karena semua aspek penting dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 itu tidak terlaksana dengan baik di Papua.

"Stop! bertanya tentang indikator kegagal Otsus" kata Selphius Bobii kepad JUBI, Kamis (3/3). Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 3/07/2011 04:41:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Selasa, Januari 25, 2011
Kekerasan Polisi Terhadap Warga!
Sabtu (5/6/10), sekitar jam 19.30 WIT, saya mengendarai motor saya untuk pulang ke rumah. Seperti biasa, perjalanan dari Waena ke Angkasa akan menjumpai kemacetan di beberapa titik ruas jalan Abepura hingga Kota Raja.

Padang Bulan, titik pertama kemacetan sudah saya lewati. Titik berikutnya adalah Lingkaran Abepura. Saat sampai di depan Koramil Abepura, kemacetan mulai terasa. Saat saya memperlambat laju motor saya, tiba-tiba sebuah motor bebek nyelonong dari sebelah kiri, tepat sekitar 5 meter di depan saya. Motor tersebut terhuyung-huyung. Pengendaranya mencoba menguasai motor yang dikendarai agar tak jatuh. Meski agak gelap, saya bisa lihat bahwa motor itu ditumpangi oleh 2 orang laki-laki Papua. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 1/25/2011 12:44:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Rakyat Papua Tidak Akui MRP
Ketua Umum Eksekutif Nasional Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Eksnas F-PEPERA PB), Selpius Bobii, menegaskan, rakyat Papua tidak mengakui keberadaan MRP sebagai sebuah lembaga representatif kultural orang Papua. Sebab selama satu periode berlalu, kehadiran MRP tidak lebih dari lembaga pelengkap kepentingan Jakarta di Tanah Papua.


“Bangsa Papua sudah menolak Otonomi Khusus, jadi untuk apa MRP yang adalah anak kandung Otonomi Khusus itu mau dibentuk lagi di Tanah Papua. Rakyat tetap menolak itu,” ujar Selpius Bobii, Sabtu (22/1). Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 1/25/2011 12:27:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Telenggen Gire Disiksa Oknum TNI Selama Tiga Hari
Tuntutan terhadap terdakwa anggota TNI dalam kasus Puncak Jaya ternyata menyulut rasa tidak puas sebagian masyarakat. Terutama masyarakat Papua yang sangat mendambakan terwujudnya rasa keadilan bagi mereka. Hati rakyat Papua terluka kembali lagi atas tuntutan Oditurat Militer Mahkamah Militer III terhadap pelaku pelanggaran HAM 3 (Tiga) orang anggota TNI dari Batolyon 753 Nabire; Serka Dua Irwan Riskianto (10 bulan), Prajurit Satu Thamrin Makangiri (9 bulan) dan Prajurit Satu Yakson Agu (12) bulan. Tuntutan ini memperlihatkan penegakan hukum di Indonesia khususnya di Tanah Papua belum benar-benar ditegakan bagi aparat keamanan/Militer.



KontraS, KontraS Papua dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Se-Indonesia dalam siaran persnya yang diterima Jubi menyebutkan bahwa banyak fakta ketidakadilan telah terjadi selama proses persidangan di Pengadilan Militer III/19 Jayapura, Papua, pada Kamis 20/1/2010. Proses hukum terkesan terburu-buru. Saksi korban pun tidak dihadirkan dalam proses persidangan. Disamping itu, proses hukum sesungguhnya disidangkan di pengadilan HAM bukannya di Pengadilan Militer sebab korbannya adalah warga sipil. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 1/25/2011 12:07:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Rabu, Januari 19, 2011
Sidang Lanjutan Video Kekerasan Jilid II
Komandan Mengaku Tahu Kasus Penyiksaan dari Media

Makin menarik saja sidang lanjutan kasus video kekerasan jilid II di Puncak Jaya, yang tengah disidangkan di Mahmil 111-19 Jayapura. Sidang kemarin masih mengagendakan pemeriksaan saksi, diantaranya atasan langsung para terdakawa.


Perwira Komandan Taktis (Pakotis) Mulia, Kapten (Inf) Septianizar mengaku hanya melihat samar samar pelaku dalam video yang diduga dilakukan oleh tiga anggotanya. Hal ini diungkapkannya dalam sidang lanjutan kasus video kekerasan jilid II, yang berlangsung di Pengadilan Militer III-19, Dok V, Selasa (18/1) dengan terdakwa Pratu Yapson Agu.


Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 1/19/2011 06:15:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Pemilihan Anggota MRP Terus Disorot
Kali ini oleh Ketua Umum Front Pepera PB Selpius Bobii yang menggelar jumpa pers di pendopo (honay) Asrama Tunas Harapan Padang Bulan Senin (17/1). Sorotan tersebut diungkapkannya dalam jumpa pers, yang intinya mendesak agar proses pemilihan anggota MRP untuk dihentikan.

Berbeda dengan para ketua Sinode yang meminta penghentian dengan alasan menunggu jawaban 11 rekomendasi MRP yang diserahkan ke DPRP, Selpius Bobii lebih menyoroti tentang Otsus yang diistilahkannya sebagai naga tua. Sedangkan MRP sebagai naga muda yang merupakan anak naga tua tersebut. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 1/19/2011 06:12:00 AM 0 komentar Label: Bersaksi dengan Berita
Jumat, Desember 10, 2010
Indonesia: Explain Transfer of Imprisoned Activists

(New York) - The Indonesian authorities should immediately allow two Papuan political prisoners and three others to fairly contest their transfer from prison to a police headquarters and permit them access to their lawyers, Human Rights Watch said today. Filep Karma, 51, and Buchtar Tabuni, 31, have been held at the Jayapura police station in West Papua since being brought there a day after a riot at Abepura prison on December 3, 2010.

On international Human Rights Day, Human Rights Watch also reiterated its call for the Indonesian government to free immediately the more than 130 Papuan and Moluccan activists imprisoned for peacefully voicing political views, and to reform laws and policies to protect freedom of expression. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 12/10/2010 10:25:00 PM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Minggu, November 28, 2010
Data Intelijen Kopassus Bocor?
Para Tokoh dan Aktivis Papua Diincar

Negara tidak memungkiri ada operasi militer tetapi semata-mata demi keamanan di wilayah perbatasan RI-PNG

Konstalasi politik di Papua terus menghangat pada hampir tiga bulan terakhir pasca Publik Hearing Kongres Amerika. Berita mengejutkan kembali melanda Papua dengan menghangatnya berita kebocoran data intelijen Kopassus di Kotaraja, Jayapura.

Allan Nairn, jurnalis dari Amerika serikat dalam blog pribadinya (9/11) merealease data Laporan Operasi Intelijen Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Kotaraja, Jayapura pada Tahun 2007. Dalam dua data laporan Pasukan Baret Merah Indonesia yang bocor ini, mereka mengidentifikasi aktivis gereja dan LSM sebagai musuh dan dianggap berpotensi menyebarkan semangat anti terhadap Pemerintah Indonesia. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/28/2010 02:43:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Giay : WVI 'Menggagahi' Papua

Kehadiran World Vision Inrternasional (WVI) di Papua sudah lama dirasakan oleh masyarakat akar rumput, tetapi keterlibatannya dalam pembentukan Forum Komunikasi Konstruktif Papua seolah-olah menggagahi Papua setelah melayani dalam proyek kemanusiaan selama lebih dari 30 tahun menuju Proyek politik NKRI untuk Papua.

"Saya hadir bersama tiga hamba Tuhan lain dalam Workshop Agustus lalu. Saya tidak diberi ruang yang cukup untuk menyampaikan pendapat," kata Pdt. Benny Giay, salah satu peserta workshop yang dilaksanakan oleh WVI di Depok, 18-21 Agustus 2010 Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/28/2010 02:25:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Teror Bagi 15 Aktivis Papua Bukan Solusi
Magai: Malah Membuat Rakyat Indonesia Malu

Adanya 15 aktivis Pro Papua Merdeka yang berupaya meminta perlindungan ke HAM Internasional dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) lantaran merasa menerus mendapat teror, tak luput dari perhatian Ketua Komisi A DPRP Ruben Magai SIP dan Pengamat Politik Papua Lamadi de Lamato.

Menurut Magai, jika teror itu dilakukan aparat, maka tentu itu sesuatu yang memalukan, bukan hanya bagi TNI tapi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itu, katanya, solusi yang ditawarkan pelbagai pihak yakni demi keberlangsungan hidup rakyat Papua, maka hal yang mendesak dilakukan adalah dialog antara pemerintah pusat dan rakyat Papua, bukan saling jual, teror, intimidasi serta ancaman pembunuhan. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/28/2010 02:09:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Jumat, November 26, 2010
15 Aktifis Papua Akan Minta Perlindungan ke PBB
15 Aktifis Papua Akan Minta Perlindungan ke PBB, Merasa Terancam Akibat Sering Mendapat Teror

Masih membekas dalam benak kita, peristiwa sembilan tahun yang lalu, saat salah satu aktifis Papua, Alm.Theys Eluay ditemukan meninggal setelah dinyatakan hilang satu hari sebelumnya.

Kiranya peristiwa itu, sulit terlupakan dan menjadi bayang-bayang yang akan terus menghantui para aktifis Papua, yang tidak berhenti menyuarakan keadilan dan kebenaran di Tanah Papua. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/26/2010 04:37:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Senin, November 08, 2010
Demo Sambut Obama, 3 Aktivis Papua Ditahan

DPR Papua mendesak polisi membebaskan 3 aktivis yang berunjuk rasa mendukung kedatangan Presiden Amerika Barack Obama. Polres Jayapura membubarkan aksi mendukung kedatangan Obama di Abepura, Senin (8/11).

Anggota DPR Papua Kenius Kogoya mengatakan, para aktivis ditahan karena dianggap menggelar aksi tanpa izin. Mereka juga dituduh melakukan makar dan penghasutan menjelang kunjungan Obama.

Aktivis Papua yang ditahan adalah Ketua Front Penentuan Pendapat Rakyat (Front Pepera) Selvius Bobi, anggota Front Pepera Frans Kabak, dan aktivis Papua Matius Waur. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/08/2010 12:10:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Rakyat Papua Desak Obama Bicara Pelanggaran HAM dan Sejarah

Solidaritas Nasional Bangsa Papua Barat untuk Obama (SONABPO) di seluruh tanah Pepua mendesak Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk berbicara dan bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat di tanah Papua sejak tahun 1963. Mereka juga meminta Obama untuk segera meninjau kembali pelaksaan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) yang cacat moral dan hukum.

Dari Nabire dilaporkan bahwa, SONABPO Wilayah Nabire mengadakan Jumpa Persnya di Taman Bunga Bangsa, Taman Gizi Nabire, Senin, (8/11) menyampaikan 6 poin kepada Obama.

Pada Jumpa Per situ, Ketua Dewan Adat Wilayah Mepago, Benny Edoway membacakan enam poin pernyataan orang Papua di wilayah Kabupaten Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, dan Puncak Jaya. Pada poin pertama mereka meminta untuk Amerika, Belanda, PBB, dan Indonesia bertanggung jawab atas ribuan pelanggaran HAM di tanah Papua sejak tahun 1969. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/08/2010 12:04:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Jumat, November 05, 2010
LSM: Adili TNI Penyiksa dengan UU HAM

Video kekerasan terhadap Tunaliwor Kiwo dan Telangga Gire, 30 Mei 2010



Video kekerasan terhadap 10 orang pada Maret 2010.

Yang diadili pada Jumat, 5 November 2010 di Pengadilan Militer Dok V Jayapura adalah kasus penyiksaan yang terjadi pada Maret 2010 (gambar yang bawah). Kasus penyiksaan sadis (membakar alat kemaluan belum diadili (tampak pada gambar di atas). Presiden Indonesia, SBY tertipu!
***

Atau, perintah pengungkapan ini hanya karena Barack Obama akan datang ke Indonesia?

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mendesak lima anggota Tentara Nasional Indonesia di Papua yang diduga melakukan penyiksaan diadili dengan mekanisme Pengadilan Hak Asasi Manusia, bukan Mahkamah Militer. Mereka meragukan proses penyidikan bisa akuntabel melalui Mahkamah Militer.

Secara hukum, menurut mereka, kekerasan yang terjadi di dalam video Youtube jelas merupakan tindakan interogasi yang menggunakan kekerasan (baca penyiksaan). Penyiksaan masuk dalam kategori pelanggaran berat HAM sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 UU nomor 5 tahun 1998 tentang ratifikasi Konvensi Internasional Anti Penyiksaan dan UU no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, di mana di pasal 9 disebutkan bahwa Penyiksaan merupakan salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 09:29:00 PM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
“AKSI PERKABUNGAN NASIONAL BANGSA PAPUA BARAT”
Mari Opa, Oma, Bpk/ibu, Sdr/I Bergabung Dalam
“AKSI PERKABUNGAN NASIONAL BANGSA PAPUA BARAT”
Antara tgl 8, 9, 10, 11 Novemver 2010



“Atas dasar prinsip Solidaritas, Persamaan HAK, Demokrasi, Keadilan, Kebenaran, Kejujuran dan Kedamaian, maka mari kita mendesak Amerika Serikat, Belanda, RI & PBB Untuk Menebus Kesalahan Masa Lalu Terhadap Bangsa Papua”

Pencaturan politik tingkat tinggi telah dimainkan oleh Negara Indonesia dibayang-bayangi oleh Amerika Serikat dalam mencaplok kedaulatan bangsa Papua ke dalam NKRI. Distrorsi sejarah politik Papua Barat telah melahirkan dua masalah baru, yakni pelanggaran HAM termasuk pengancuran tanah (investasi) dan ketidak-adilan dalam pelbagai aspek bidang pembangunan, termasuk kegagalan implementasi UU OTSUS Papua yang kini menjadi lambang kejahatan kemanusiaan manusi Papua. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 09:17:00 PM 0 komentar Link ke posting ini Label: Editorial
Penyiksaan Warga Puncak Jaya: DAP Tak Yakin Pengadilan Militer Tegakkan Hukum

Mengadilan ini bukan soal video yang ramai dibicarakan: 30 Mei 2010. Ia soal video lain yang direkam pada Maret 2010. Korban2 ada lebih dari 10 orang.Ada kekerasan namun tidak sesadis video Tunaliwor Kiwo dan Telangga Gire.
Sebuah video yang beredar di situs Youtube ”menggedor jendela kamar tidur” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pemerintah bersuara, meski terlambat dan tidak memberikan dampak berarti.

Video itu berisi rekaman penyiksaan warga Papua oleh personel TNI di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Video yang sempat beredar di Youtube 17 Oktober 2010 itu memperlihatkan warga Papua, Anggen Pugu Kiwo (50 tahun), dianiaya. Kepala Anggen diinjak. Tubuhnya disundut bara api. Tentara menuduh Anggen anggota Organisasi Papua Merdeka. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 09:07:00 PM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Ketua DPRP Papua, John Ibo: Jangan Tuduh Kami Separatis

*Pembahasan Raperdasus 11 Kursi Dead lock karena Ada Anggota DPRP Dituduh Separatis
Pembahasan Raperdasus 11 Kursi DPRP dilaporkan mengalami dead lock lantaran ada anggota DPRP yang dituduh separatis, mendapat reaksi keras dari Ketua DPRP Drs John Ibo MM. “Sebagian kecil saya me¬nganggap anak kecil yang berbicara tentang separis koq di dengar. Siapa separatis disini.

Jangan tuduh kami separatis sepanjang kami bekerja matian- matian untuk menegakan NKRI di Papua,” ujarnya sembari tersenyum usai menghadiri penandatangan Nota Kesepakatan Pendirian Kantor DPD RI Provinsi Papua di Jayapura di Hotel Aston, Jayapura, Selasa (2/11) kemarin. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 04:27:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
DPRP : TNI/ Polri Jangan Cari Pangkat Di Papua
Ruben Magai Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Papua menyatakan aparat Tentara Nasinal Indonesia (TNI) serta Kepolisian jangan menjadikan daerah Papua sebagai lahan untuk mencari kenaikan pangkat.

“Jangan hanya melakukan pelanggaran di Papua dan di pindahakan untuk naik pangkat di tempat lain” kata Ruben, Senin (1/11)

Ruben menjelaskan selama ini banyak pelangaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan TNI/ Polri kepada rakyat sipil di Papua, namun proses penanganannya tidak teratasi hingga saat ini.

Para pelakunya tidak pernah diungkapkan. Pemimpin TNI/ polri yang sementara bertugas bisanya langsung dipindahkan atau dipensiunkan dan mendatangkan pemimpin baru. Sehinga persolan-persolan tersebut terus terbaikan. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 04:06:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Obama Harus Bertemu dengan Rakyat Papua

Buchtar Tabuni Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat, melalu peryataan tertulisnya mengatakan kedatangan Barack Obama Presiden Amerika Serikat ke Indonesia nantinya, harus difasilitasi pemerintah agar dapat betemu dengan rakyat Papua secara langsung untuk membicarakan masalah status politik bangsa Papua barat.

“Dewan Perwakilan Rakyat Papua harus menfasilitasi rakyat papua untuk bertemu dengan Obama” kata Mako Tabuni mengutip peryataan Buchtar, Kamis (04/11)

Pihaknya menyatakan Pemerintah Negara Republik Indonesia juga tidak usah melakukan berbagai upaya untuk menutup akses adanya pertemuan langsung antara rakyat Papua dengan Barack Obama. Karena jika tidak demikian persolan dan situasi Papua kedepannya akan semakin rumit. Selengkapnya...
Diposkan oleh sampari.blogspot.com/SaksiMata di 11/05/2010 03:50:00 AM 0 komentar Link ke posting ini Label: Bersaksi dengan Berita
Posting Lama Beranda
----------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan pembebasan nasional Papua Barat bukan perjuangan melawan orang luar Papua (Jawa, Batak, Toraja, Makassar, Ambon dan lainnya) tetapi perjuangan melawan ketidakadilan dan pengakuan akan KEMANUSIAANNYA MANUSIA PAPUA BARAT DI ATAS TANAH LELUHURNYA.Jadi, Merdeka bagi orang Papua adalah HARFA DIRI BANGSA PAPUA BARAT!

Incaran Kopasus di Papua
Sebanyak 15 orang tokoh dan aktivis Papua masuk dalam target incaran dari Satgas Ban-5/Papua Komando Pasukan Khusus (Kopasus) Pos I Kotaraja. Mereka di antaranya: Pendeta Socrates Sofyan Yoman, Agus Alue Alua, Buchtar Tabuni, Aloysius Renwarin, Dr. Beny Giay, Markus Haluk, Victor Yeimo, Selpius Bobii, dan lainnya.
Genosida di Papua
PADA Dewan Adat Papua “Pertambangan di Papua Diperuntukan bagi Siapa dan untuk Apa?" pada 14 Oktober 2010, Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Papua (saat membawakan materi tentang perkembangan daerah operasi tambang di Tanah Papua oleh investor asing) mengatakan: “Jumlah Orang Asli Papua telah Mengalami Penurunan dari 1,5 Juta Jiwa Menjadi 850.000 Jiwa (DELAPAN RATUS LIMA PULUH RIBU JIWA) yang Masih Hidup di Negeri Papua. “
Cari di Blog Ini


didukung oleh

Almarhum Gusdur Menjawab
“Wong, Papua merdeka, kamu di sini (Jawa:red) ngak mati kok." Jawaban Gusdur atas sebuah pertanyaan tentang aspirasi Papua yang diajukan salah satu warga di Jawa pada sebuah dialog interaktif di salah satu TV swasta tahun 2007.
"Tolong sampaikan Salam saya pada Rakyat Bangsa Papua. Saya cukup memahami masalah Papua dan apa yang kalian perjuangkan adalah hal benar maka kalian pasti Menang. Maju terus! Tugas saya (Gusdur) hanya membangun Demokrasih di Nusantara Besar ini...." Pesan Gusdur kepada Markus Haluk seusai dialog di Radio KBR68H Jakarta, akhir Juni 2006.
Bintang Kejora di Atas Tulang Belulang Rakyat Papua Barat!!

*Slide Papua Merdeka


*Arsip Saksi Mata
• ► 2009 (50)
• ► 2010 (81)
• ▼ 2011 (10)
o ► Januari (5)
o ► Maret (4)
o ▼ April (1)
 Berita Foto: Aksi 1000-an Masa di Nabire, Papua

Bebaskan Mereka Tanpa Syarat!!!




Kebrutalan Indonesia di Papua Barat

















Download dan Sebarkan
• Video Papua Merdeka
Cara Download
• Klik
Eliminasi
Satu-satu bertumbuh
Satu-satu bertumbuh di atas reruntuhan kehidupan
Satu-satu hidup berjuang
Satu-satu berjuang hidup
Satu-satu tereliminasi
Satu-satu mati semua

Satu-satu tunas muda berkecamba
Satu-satu tumbuh di atas darah dan tulang

Satu-satu hidup pagi bersama
Satu-satu terik mengusir
Satu-satu masuk bui

Satu-satu terus berjuang
Satu-satu terbeli hidup
Satu-satu meratap harap juang
Satu-satu setia menanti berjuang
Sisa-sisa menanti maju berjuang
Satu-satu bintang fajar merekah
Satu-satu hari kita menuai kita
Satu-satu kita Melanesia di Papua Barat

Kampung Manusia Sisa-sisa Rimba West Papua, awal 2008
Sedikit dari Puluhan Web Perjuangan Papua Barat
• Free Papua TV
• Free West Papua 5
• West Papua
• Papua Movement
• Free West Papua 4
• Free West Papua 3
• Free West Papua 2
• Free West Papua 1
• Kwia
• Australia WP
• West Papua
• Papua News
• Free West Papua
• Kotekanet
• Infopapua
• Melanesianews
• Warta PB
• ILWP
• IPWP
• Benny Wenda
• Papuapost



Kepadamu generasiku bangsa Papua Barat kutitipkan perjuangan dan negeriku ini di atas pundakmu. Berjunglah sesuai apa yang Anda yakini benar dan baik demi merebut kedaulatan Bangsa Papua Barat. Akhirnya, saya harus menghembuskan nafas perjuanganku hari ini. Saya, Kelly, hanya satu yang mendahului, namun dengan keyakinanku dan di atas darahku akan bangkit seribu macam Kelly dari bukit dan lembah serta dari pesisir dan pulau yang kulewati . Salam Revolusi. [Pesan Terakhir Panglima Kodap III TPN/OPM, Kelly Kwalik]





IRIS-IRIS
Iris-iris terus bermekaran
Pemekaran bermekar menyuburkan semua
Pantai gurung bermekar
Selatan-Utara, Tengah-Barat tercipta tembok beracun

Semua tumbuh subur

Pemekaran menyuburkan korupsi
Nepotisme front depan iris-iris
Suku-suku berpesta perang
Marga-marga menebar benci
Keluarga-keluarga dipenuhi retak

Pemekaran ke-Melanesiaan tercipta panen muda
Ikatan-ikatan kemanusiaan satu-satu jatuh terlepas terbunuh.
Panji-panji identitas kita luluh
Semua di bawah kekuasaan kebatinan

Kebesaran identitas Melayu terus berurat
Mekar di Sorong, berakar di Samarai
Mekar berakar menyuburkan mereka
Arus melayu terus tak kenal musim

Arus darah terus tak kenal hujan
Sayap-sayap terus melebar
Sum-sum dan darah juang kita teracuni

Semua tercipta, semua terjadi menjadi
Tercipta membendung masa lalu kita
Masa kita yang menjanjikan hari depan kita
Kita bangsa Melanesia di Papua Barat

Semua terukir di hari muda
Hari muda batu bernyawa, Otsus
Hari depan kita bawah kendali melayu

Bersatulah pemuda berjuang menambal kita
Bersatulah pemuda membangun harga kita
Bersatulah pemuda membangun kita
Melanesia Jaya di Papua Barat.

Kabupaten ke 35 di West Papua, awal Januari 2007

Darah Merdeka
Menyimpan luka tercipta muda
Membungkus luka menyimpan pedih
Pedih rasa membuka luka penuh darah nanah

Membuka luka tercipta luka
Tercipta luka diam membisu
Tercipta lagi diriku penuh luka

Seluruh, kau melakhirkan luka

Luka-luka melahirkan
Luka-luka melahirkan bisu
Luka-luka melahirkan darah juang dalam bisu

Darah nanah pedih perih
Darah nanah mengores zaman
Darah nanah mengukir sejarah kami
Darah-darah melahirkan darah kami,
Darah juang melawan bisu sunyi
Darah juang melawan semuanya Ok!
Darah juang bangun DARAH MERDEKA!!

Tugu Pahlawan Papua Barat bulan kedua belas 2008
JADI, ... !

Sejarah Bintang Kejora
Membuktikan sikap pengingkaran Belanda terhadap kesepakatan dengan RI yang sudah menjadi negara yang berdaulat. Menteri Luar Negeri Belanda saat itu (1961, jauh sesudah 1945), Joseph Luns, menyusun program 10 tahun untuk persiapan dan pemberdayaan Papua. Selain membangun sektor pendidikan dan infrastruktur, Belanda juga mengadakan pemilihan untuk menentukan perwakilan rakyat Papua dalam wadah Dewan Papua. Tugasnya adalah membentuk komisi nasional untuk kemerdekaan, menentukan bendera, lambang dan lagu kebangsaan. Maka ditetapkanlah bendera Bintang Kejora sebagai bendera kebangsaan, burung Mambruk sebagai lambang negara dan lagu Hai, Tanahku Papua sebagai lagu kebangsaan. Desain bendera Bintang Kejora sendiri dirancang oleh seorang Belanda bernama Meneer Blauwitt dengan tiga bagian warna yang terdiri dari warna merah, putih dan biru yang meniru bendera Belanda, ditambah ke-13 garis warna putih dan biru, menandakan ke-13 wilayah dalam negara Papua Barat yang akan dibentuk. Adapun lagu Hai, Tanahku Papua merupakan lagu berlirik bahasa Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diciptakan oleh salah seorang misionaris Belanda bernama Ishak Samuel Kijne.


Bersatulah!


Kawan, jangan pernah mengakhiri perjuangan ini sebelum berakhir dengan kemenangan, yaitu PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT. Jangan pernah mundur sebelum ENGKAU menyaksikan benderamu “BINTANG FAJAR” berkibar dari Sorong sampai Samarai. Dan, Ingat, perjuangan ini bukan mengemis meminta makan kepada Indonesia. Perjuangan ini adalah perjuangan harga diri sebagai manusia dan sebagai sebuah bangsa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar